Hadir kali pertama dalam Ngawi Batik Fashion 2023 Batik Tembang Siap andil dalam peluncurkan Wahyu Ngawiyat

 


Ngawi Batik Fashion 2023 sukses menghibur ribuan masyarakat. Venue Tugu Kartonyono menambah kesan spektakuler event yang digelar Sabtu malam (16/9) lalu.

Sebanyak 24 model profesional, delapan model big size dan delapan model difabel berjalan di catwalk yang memutari Tugu Kartonyono, salah satu ikon Ngawi.

Sembilan desainer dan 12 perajin batik Ngawi memamerkan kreasi busana batiknya. Masyarakat yang hadir memenuhi sekeliling Tugu Kartonyono dibuat terpesona.

Beberapa desainer menampilkan tema busana yang sesuai dengan karakter Ngawi, seperti timeless kebaya, rural agraria, sinawang, agraris, eksotisme Ngawi, dan oryza.



Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono mengatakan bahwa event Ngawi Batik Fashion (NBF) tahun 2023 merupakan upaya membangkitkan industri batik.

Event yang rutin digelar saban tahun itu sempat vakum sejak tahun 2019 silam. Bahkan selama pandemi Covid-19, banyak pengerajin batik tidak mampu meneruskan usahanya.

“Terakhir event Ngawi Batik Fashion digelar tahun 2018, sekarang digelar lagi untuk membangkitkan industri batik di Ngawi,” terangnya, kepada wartawan Radar Ngawi.
Pemkab Ngawi sebelumnya juga mengadakan lokakarya pengerajin batik di Jogjakarta. Itu dilakukan untuk meberi semangat para pembatik membranding karyanya.
Tentu dengan ciri khas batik Ngawi. Agar mampu bersaing dengan batik yang sudah banyak terkenal.

Ony mengaku industri batik di Ngawi masih pasang surut. Lantaran itulah, pihak pemkab terus melakukan pendampingan dan pelatihan. Baik dari sisi managemen hingga memfasilitasi pameran.
Dia ingin industri batik di Ngawi sustainable, dengan terus berkreasi dan berinovasi.
Selain itu, Pemkab Ngawi bakal meluncurkan batik "Wahyu Ngawiyat" yang berciri khas pertanian. Ini sesuai dengan Ngawi yang dikenal sebagai salah satu lumbung padi nasional.
“Kita akan luncurkan batik khas Ngawi yang identik dengan pertanian namanya, wahyu ngawiyat apapun nanti motifnya harus ada motif itu," pungkasnya.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Ngawi Wiwien Purwaningsih bahwa tema NBF tahun ini collaboration with a new spirit.
Konsep kolaborasi tersebut memadukan tiga subsektor ekonomi kreatif. Yakni kriya dengan kerajinan batik, fashion dengan desain busananya dan kuliner selama event berlangsung.


“Kolaborasi antara pelaku ekonomi kreatif itu untuk meningkatkan dan membangkitkan  ekonomi masyarakat,” terangnya.
Sementara new spirit diwujudkan dengan sesuatu yang baru. Penyelenggaraan NBF di Tugu Kartonyono merupakan yang pertama kali sejak event tersebut digelar.
Venue sebelumnya di Benteng Pendem Ngawi dan Alun-alun Ngawi. Keputusan lokasi baru itu bukan tanpa alasan.
Dengan Digelar di Tugu Kartonyono, lanjut Wiwien, diharapkan dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke Ngawi.



Soal pelibatan model big size dan difabel, ia menuturkan, bahwa mereka yang memiliki keterbatasan juga bisa berkeasi. Baik dalam memproduksi kreasi busana batik maupun menjadi model yang percaya diri berjalan di catwalk.

Batik Tembang sendiri dalam hal ini turut andil untuk menjadi bagian langsung secara perdana pada kegiatan fashion show bersama teman-teman difabel “Tuli” dan berjalan sukses.
 
Kedepannya melalui Event ini Atik Jumiatun selaku Ketua Batik Tembang tentu akan lebih rutin untuk aktif, inovatif dan kreatif, agar menjadi pertumbuhan bagus dimana keterlibatan dalam project Wahyu Ngawiyat Batik Tembang siap menjadi suksesor dimana Batik Tembang adalah brand Batik termuda dari Ngawi yang ikut project ini,” pungkasnya. 
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url