Merayakan Hari Batik: Kisah Perjalanan Batik Tembang Menenun Cinta dari Ngawi ke Nusantara
Ngawi, Jawa Timur Setiap tanggal 2 Oktober, Indonesia merayakan Hari Batik Nasional, momen yang bukan sekadar tentang kain dan motif, tapi juga tentang kebanggaan, identitas, dan perjalanan panjang budaya yang terus hidup di hati masyarakat.
Di tengah semarak perayaan tahun ini, satu nama kembali mencuri perhatian: Batik Tembang, brand batik asal Ngawi yang tak pernah berhenti berkarya dan berinovasi dari tahun ke tahun.
🎨 Dari Lembar Kain ke Karya Seni
Batik Tembang lahir dari semangat sederhana menjaga warisan leluhur agar tetap bernapas di era modern. Sejak awal berdirinya, Batik Tembang dikenal karena kemampuannya menggabungkan makna filosofis tembang Jawa dengan corak dan warna yang lembut namun kuat.
Tak hanya indah dipandang, setiap motif punya cerita: tentang cinta, alam, dan kehidupan masyarakat Jawa. Nama “Tembang” sendiri diambil dari singkatan yakni Terus Berkembang sekaligus menggambarkan harmoni antara tradisi dan inovasi, antara masa lalu dan masa depan.
“Kami ingin setiap kain batik bukan hanya dipakai, tapi juga dirasakan. Setiap goresan malam adalah syair kecil yang menenun kisah budaya,” ujar Haryanto Prayitno pendiri Batik Tembang suatu kali.
🌿 Bertumbuh Bersama Waktu
Perjalanan Batik Tembang bisa dibilang seperti lirik lagu yang terus berkembang setiap baitnya.
-
Tahun-tahun awal, mereka fokus memperkenalkan motif klasik khas Ngawi, seperti Sekar Tembang dan Puspa Alas.
-
Tahun-tahun berikutnya, Batik Tembang mulai bereksperimen dengan desain modern, memadukan teknik tradisional dengan potongan busana kontemporer.
-
Beberapa tahun terakhir, mereka mengusung tema lingkungan dan keberlanjutan menggunakan pewarna alami dari tumbuhan lokal serta mengajak pengrajin muda untuk ikut terlibat dalam proses kreatif.
Kini, Batik Tembang tak hanya hadir di pasar lokal. Mereka kerap tampil dalam berbagai acara fashion, termasuk Ngawi Batik Fashion yang menjadi ajang tahunan paling dinantikan oleh pecinta batik. Dari panggung inilah, Batik Tembang tumbuh menjadi ikon batik modern Ngawi.
💫 Inovasi tanpa Henti
Di setiap perayaan Hari Batik, Batik Tembang selalu punya kejutan baru. Tahun ini, kami berencana meluncurkan koleksi bertema “Rona Bhumi”, yang mengangkat warna-warna bumi cokelat tanah, hijau daun, dan biru langit sebagai simbol keseimbangan antara manusia dan alam.
Motifnya lembut, tapi penuh makna. Filosofinya sederhana namun dalam: selama manusia menjaga alam, budaya akan tetap hidup.
Belum rilis namun harapannya dari koleksi ini bisa mendapat sambutan positif, terutama di kalangan anak muda yang mulai tertarik dengan batik sebagai bagian dari gaya hidup, bukan hanya pakaian formal.
💖 Dari Ngawi untuk Indonesia (dan Dunia)
Batik Tembang membuktikan bahwa cinta terhadap budaya bisa jadi kekuatan besar. Dengan dedikasi, mereka berhasil membawa nama Ngawi ke panggung nasional — bahkan mulai menarik perhatian pasar luar negeri lewat pameran dan kolaborasi dengan desainer muda.
Lebih dari sekadar brand, Batik Tembang adalah gerakan budaya: mengajarkan bahwa memakai batik bukan soal formalitas, melainkan kebanggaan dan rasa memiliki terhadap jati diri bangsa.
🌸 Batik yang Terus Bernyanyi
Di Hari Batik Nasional ini, perjalanan Batik Tembang menjadi pengingat bahwa warisan leluhur tidak akan pernah pudar selama ada yang merawatnya dengan hati. Dari Ngawi, suara tembang itu terus berkumandang lembut, indah, dan penuh makna.
“Kami percaya, setiap motif adalah doa. Dan selama doa itu hidup, batik Indonesia akan selalu bersinar - Haryanto Prayitno
